Hampir selama 1 tahun terakhir, hanya ada dua band yang selalu terputar secara intens dalam aplikasi musik yang saya gunakan yaitu Pulp dan The Velvet Underground. Alasannya cukup sederhana karena kedua band tersebut mempunyai latar belakang yang dekat dunia visual art (yang kebetulan saya geluti juga), sehingga membuat saya merasakan suatu “romansa” ketika saya mendengarkan alunan lagu dari kedua band tersebut hahaha.
Pada band PULP band ini dibuat oleh para pemuda dan pemudi yang merupakan lulusan dari Central St Martin dengan major visual art (kalau tidak salah). Frontman dari band tersebut adalah Jarvis Cocker yang masih aktif membuat projek – projek berbau seni rupa dan sempat berpameran tunggal di Prancis. Lirik yang dihasilkan oleh band tersebut pun mempunyai nuansa kritik terhadap pola kehidupan konsumerisme sejalan dengan pola berkesenian Inggris yang marak pada akhir tahun 90an.
Lalu bagaimana dengan The Velvet Underground?
Perkenalan saya dengan The Velvet Underground (atau saya singkat VU) berawal dari tugas sejarah seni pada saat di bangku perkuliahan. Saya mendapat tugas untuk mencari sejarah tentang gerakan Seni Pop (bahasa kerennya dari Pop Art). Lalu saya menemukan artikel tentang Mr. Andy Warhol, nabi besar seni pop, salah satu seniman yang memberi perspektif tentang gerakan seni pop.
(Oh iya, saya hampir lupa, tulisan ini sepertinya akan terasa subjektif dan berupa pandangan personal saya tentang VU. Lagian sudah banyak juga yang membahas kegeniusan band ini oleh kritikus musik. Google juga sudah menyediakan dengan apik heuheu)
Melanjutkan cerita di atas, saya lalu mulai mengkaji apa saja karya yang pernah dibuat oleh Andy Warhol. Gambar buah pisang, berwarna kuning dan hitam, di buat dengan teknik cetak saring (sablon), tertata diagonal dalam ruang kotak putih, adalah karya Andy Warhol pertama yang saya temui, adalah cover art untuk album The Velvet Underground & Nico. Terekamlah nama The Velvet Underground di benak saya untuk pertama kalinya. Lalu munculah pertanyaan siapa The Velvet Undergorund itu? Band seperti apa mereka, sampai – sampai seorang Andy Warhol mau membuat cover untuk mereka?
Oke pertama – tama saya akan terlebih dahulu menjelaskan siapa The Velvet Underground itu dengan mencoba mentranslate dari Wikipedia. The Velvet Underground, sebuah band rock Amerika yang terbentuk di New York City tahun 1965, dan aktif sampai 1973. Personilnya Lou Reed(song writer, guitarist, voc), John Cale (viola), Sterling Morrison (guitarist), Maureen Tucker (drummer), Nico (voc), Doug Yule (bassist). Untuk biografi seterusnya silakan anda cari di Wikipedia.
Album debut VU dan Nico (keduanya protégé Andy Warhol) yang di buat pada 1967 sangat revolusioner- dalam beberapa arti. Pertama : Nuansa album ini sangat kontras dengan eranya, yaitu zaman flower generation yang pekat dengan warna warni optimisme, kebebasan, dan psychedelia. Andy warhol sebagai produser dan perancang cover album ini justru menyajikan hal sebaliknya: minimalist yang berangkat dari nihilisme dan seksualitas yang lantang (sebagai bagian dari gerakan avant-garde-nya). Album yang ketika dipasarkan mengalami kegagalan ini membutuhkan waktu sangat lama untuk meraih ketenaran.
Temuan Warhol ini segera dirayakan kelas menengah Amerika. Andi Warhol mengabdikan seni sebagai sebuah lifestyle pemberontakan secara humoris dan seksual dan ini membuat bangga Amerika. Bertahun-tahun negeri ini tak mampu menghadapi Eropa dengan kepala tegak. Kultur, sejarah, dan seni mereka dianggap sekadar catatan kaki benua itu.Berkat Warhol, Amerika tak lagi grogi menghadapi negeri-negeri Eropa kontinental, khususnya yang menjadi laboratorium aktif seni rupa modern, seperti Perancis, Belanda, dan Italia. Peran negara Seni khas Amerika lahir dari realitas khas negerinya ini, di mana kapitalisme membentuk relasi imigran dari berbagai bangsa.
Padahal Karya seni kontemporer ini memiliki kritik tersendiri. Dimanapun, karya seni kontemporer dianggap sebagai sesuatu yang masih patut diragukan kualitas estetiknya. pada beberapa negara para kritikus seni melihat karya-karya seniman kontemporer seperti Andi Warhol dan Jean Basquiat sebagai karya yang kualitas estetiknya sangat minim.di kalangan sebagian seniman kontemporer diklaim ada semacam “kebutaan estetik” (Sugiharto, “Estetika Sampah”, artikel dalam harian Kompas 2004, hal 18). Seniman kontemporer hanya mementingkan pemujaan terhadap isi dan melupakan segi bentuk dari seni. dan Andy Warhol sebagai sesepuh Velvet Underground ini tidak hanya menolak pandangan bahwa kesenian memiliki arti sosial yang tinggi, lihat seni pop yang dia tekuni, bisa dikatakan seni pop hanyalah mengenai reproduksi ikon-ikon atau tokoh populer. atau mungkin justru sisi ini lah yang membuat seni kontemporer bisa di mengerti dan diterima secara instant oleh berbagai kalangan.
Tidak hanya dalam seni, revolusi andy warhol terbawa hingga rusia : Revolusi yang sebenar benarnya revolusi. yaitu revolusi Beludru atau velvet revolution. alasan yang jelas kenapa revolusi tahun 1990 di Cekoslovakia ini dinamai Revolusi Beludru (the Velvet Revolution). Alasannya ya karena pemimpin gerakan anti-komunis tersebut Vaclav Havel, seorang sastrawan mumpuni yang kemudian menjadi presiden pasca-revolusi, adalah penggemar berat VU. Dia bahkan berteman baik dengan dedengkot VU Lou Reed. Kemudian dia juga mengangkat Frank Zappa : vocalis band the mothers of invention sebagai konsultan perdagangan dan budaya.
Havel selalu mengaku bahwa album ini adalah yang selalu dia dengarkan ketika muda dan kemudian menjadi inspirasinya untuk terus berkesenian dan pada gilirannya melawan rezim komunis. Setelah komunisme jatuh di Cekoslovakia, VU beberapa kali di undang main di Praha untuk ulang tahun revolusi beludru. Velvet Revolution sendiri bagi saya adalah ironi ganda, karena tidak hanya Marx dan Lenin sudah berhenti menjadi inspirasi bagi revolusi dan bahkan menjadi bagian dari yang harus dirubuhkan di Cekoslovakia, dan inspirasi dari revolusi itu datang dari sebuah gerakan seni nihilis andy warhol.
Kembali ke VU, Saya pikir tidak ada yang belum ditulis oleh kritikus musik soal betapa dahsyatnya album ini. Mulai dari kocokan rhythm gitar Lou Reed yang memang bisa membuat kebanyakan rhythm guitarist malu dengan kemampuan bermain mereka, gesekan viola John Cale yang brutal, tema-tema lagu yang berkisar tentang heroin—sampai olah vokal penyanyi Nico (model asal Jerman yang bernama asli Christa Paffgen) yang sangat Germanic dan mendayu-dayu namun mendirikan bulu roma.
Bagi saya lagu-lagu “Venus in Furs”, “All Tomorrow Parties” dan “European Son” adalah karya seni monumental yang lahir terlalu cepat dan sampai kini masih tetap menjadi inspirasi bagi musisi dan seniman pada umumnya. Ada lelucon bahwa di masa kejayaan VU, cuma ada sekitar 300 orang yang menonton pertunjukan musik hidup Lou Reed dan konco-konconya ini dan membeli album mereka. 300 orang ini semua kemudian memutuskan untuk menjadikan musik sebagai jalan hidup mereka—dan orang orang ini adalah pemusik berpengaruh seperti David Bowie, Brian Eno, Jonathan Richman dari band Modern Lovers, Alex Chilton dari band Big Star atau Patti Smith—atau paling tidak orang orang yang kemudian memilih berkesenian sebagai pilihan hidup, seperti presiden Vaclav Havel dan kritikus musik edan Lester Bangs.
(Walah – walah kompleks ya ternyata, kalau bahasa sundanya sih pakuat – kait. Wew!)
Lalu album ‘White Light / White Heat’ (1968) The Velvet Underground berusaha menjejalkan lebih banyak oktan energi dan di keluarkan dengan suara gitar yang mentah. Tidak berhenti, masih banyak ramuan ajaib di album-album mereka berikutnya. Rolling Stone menasbihkan debut The Velvet Underground & Nico sebagai salah satu album rock terbesar dan sepanjang masa. Beberapa track penting dari album ini, ‘I’ll Be Your Mirror’ sebuah lagu aneh yang dinyayikan oleh nico (penyanyi wanita asal jerman) dengan sangat menyihir, lagu ini aneh dan eksentrik. ‘Heroin’, track yang secara bangunan suara lebih ‘normal’ di banding track lain di album ini, namun sekali lagi menjadi ‘tidak normal’ karena tema tulisan lou reed. Lou reed menulis dengan sangat absurd dan bebas, ini tak lepas dari peran Andy Warhol. Lou reed sendiri bilang bahwa tanpa andy Warhol, velvet underground mungkin tidak akan terdengar seperti itu.
Kembali ke pertanyaan yang saya lontarkan di judul tulisan ini, Apakah The Velvet Underground merupakan bentuk eksperimen dari seorang Andy Warhol? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Bisa iya sebab melalui pemaparan di atas tendensi Andy Warhol sebagai seniman pop dan gerakan avant garde sangat mempengaruhi produksi terhadap “sound” lagu dan cover dari VU sendiri, sehingga kita bisa menarik kesimpulan bahwa VU adalah bentuk eksperimen seni dari Andy Warhol sendiri. Namun pada rekaman album White Light/White Heat di tahun 1968, Lou Reed memecat Warhol sebagai produser dan manajer karena dianggap telah gagal memasarkan The Velvet Underground & Nico. Lou Reed kemudian mempekerjakan Tony Wilson sebagai produser. Wilson sendiri tidak harus banyak bekerja untuk album ini. Dia hanya bilang kepada empat anggota VU, Reed, Sterling Morrison, Cale dan Maureen Tucker, untuk main musik secara bebas di studio dan menyerahkan hasilnya setelah dua hari rekaman. Dari ulasan tersebut bisa kita lihat bahwa posisi Andy Warhol hanya sebagai produser dan manajer sedangkan proses kreatif lagu tetap digarap oleh Lou Reed dkk.
Ps : Tulisan ini dikerjakan dengan sistem kolase (dalam bahasa kesehariannya cumat comot), sesuai dengan konten tulisannya yang berkaitan dengan seni pop jadi semangatnya pun saya praktikan. Kalau boleh saya sebut ini artikel dengan gaya Pop Essay hehehe.