Salam sejahtera untuk kawan-kawan junkie Indonesia dimana pun anda berada. Kali ini saya akan membahas fenomena junkie style yang memang bukan hal baru di kehidupan pergaulan kita sebagai anak muda. Entah dari gaya hidup, sifat atau karakter seorang junkie, hingga cara berpakaian yang menjadi trend bagi para kawula muda. Namun sebelumnya, mari kita bahas dulu apa arti kata junk dan awal mula fenomena ini muncul di Indonesia. 

“Junk”, dalam Bahasa Indonesia berarti barang rongsokan/loakan/rombengan atau dalam kata lain berarti sampah. Sedangkan bila diubah menjadi kata kerja menjadi “to junk” berarti membuang. Dalam Bahasa Inggris, Junk artinya “the remains of something that has been destroyed or broken up.” So, intinya junk berarti sesuatu yang terbuang atau sudah tidak terpakai lagi sehingga menjadi sampah dan sesuatu yang terkesan negatif. Inilah alasan mengapa kebanyakan fast food atau makanan cepat saji seperti hamburger, French fries, pizza dan lain-lain dikategorikan sebagai junk food. Yaitu pertama karena makanan tersebut memiliki kandungan gizi yang sedikit. Kedua, karena makanan tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. 

Setelah kita mengenal arti kata junk, selanjutnya kita akan membahas subyek-nya atau seseorang yang diberi predikat junkie. Ya, memang benar istilah ini mengacu pada seseorang yang indentik dengan pengguna narkoba. Jika kita mencari arti kata junkie dalam kamus atau google translate, kita akan menemukan kata “pecandu” atau dalam bahasa Inggris yaitu addict, (drug addict). Namun mengapa? Dikutip dari akarkita.wordpress.com, junkie didunia barat dapat juga diartikan dengan sampah masyarakat. Junkie sebenarnya tidak ada bedanya dengan orang normal, namun junkie adalah seseorang yang terdapat permasalahan dengan sesuatu barang atau ketergantungan. Ketergantungan tersebut biasanya dalam dirinya (fisik, mental, emosional ataupun spritiual) dipengaruhi dengan obat-obatan (identiknya) walaupun ada yang addict dengan seks, minuman keras, cokelat, judi, game. Dalam diri pecandu, obat-obatan yang dikonsumsinya sudah menjadi sebagai kebutuhan. Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat para junkie memiliki kebutuhan yang berbeda dan merugikan dirinya sendiri atau menjadi seseorang yang tidak produktif dalam hidupnya. 

Untuk istilah Junkie Style secara umum sebenarnya ialah sebutan untuk orang yang berbadan kurus yang suka memakai pakaian dengan ukuran relatif kecil/ketat (pada beberapa model terlihat seperti baju perempuan), dan celana “belel” bolong-bolong atau cutbray. Namun tidak bisa dipungkiri di balik gaya berpakaian seperti ini, ada sifat atau karakter dari para pecandu yang menjadi penyebabnya. Karena ketergantungannya terhadap obat-obatan, menjadikan mereka seakan tidak peduli dengan hal-hal lain diluar itu atau terkesan “cuek”. Termasuk dari cara berpakaian. Ketergantungannya tersebut juga menjadi alasan mengapa sebagian besar para pecandu berbadan kurus. Yaitu karena obat-obatan yang mereka konsumsi dapat menurunkan nafsu makan sehingga lama kelamaan menyebabkan penurunan berat badan. Oleh karena itu, Junkie Style identic dengan narkoba itu adalah benar. 

Tapi di sisi lain, junkie style ini cenderung lebih terlihat seperti gaya “rock n roll” yang dipadukan dengan gaya hipster dengan sentuhan yang lebih simple dan soft. Sebab pada era 90an, seseorang yang hanya menggunakan kaos ketat, celana jeans belel, dan sepatu kasual sudah cukup untuk disebut junkies. 

Junkie Style di Indonesia dilemparkan ke era 90an. Kala itu ada sebuah band yang fenomenal bernama Slank yang digawangi oleh Kaka, Bimbim dan kawan-kawan. Bimbim dan Kaka dianggap sebagai trend setter munculnya gaya junkies. Bermula dari kebiasaan mereka yang terlihat sering mengenakan baju/t-shirt yang mirip seperti perempuan di setiap konser maupun dalam kehidupan sehari-harinya yang kemudian diikuti oleh jutaan penggemarnya di seluruh Indonesia. Puncaknya terjadi sekitar tahun 95 sampai dengan 2002an, tren fesyen ala Junkie Style ini mulai mewabah kemana-mana. Diikuti juga oleh banyak musisi lain yang membuat Junkies Style menjadi imej mereka. Hal ini seakan menjadi fenomena tersendiri kala itu, mengingat banyak anak muda, terutama di kota-kota besar, yang bergaya ala Junkie Style dengan baju ketat, syal, celana cutbray atau jins “belel” bolong-bolong, anting, tato, sandal jepit pantai, dan aksesoris ala rocker. Bahkan sampai hari ini masih banyak anak muda yang memilih gaya ini terlepas dari mereka adalah seorang junkie atau bukan. 

Itulah mungkin sedikit tentang apa yang disebut dengan junkie, hingga munculnya fenomena “junkie style” dikalangan anak muda Indonesia dan keterkaitannya dengan penggunaan narkoba. Terlepas dari itu, setiap orang berhak untuk memilih gaya hidupnya masing-masing hingga bagaimana mereka berpenampilan dalam membentuk jati diri dan menjadikan indentitas bagi lingkungannya. Namun, setiap orang tidak berhak untuk men-stigma-kan seseorang dari penampilannya. Termasuk seseorang yang terlihat kurus dan berpenampilan ala junkie style, belum tentu dia adalah seorang pecandu narkoba.



Penulis : Syarif Murdiyanto 
Ditulis : 17 Agustus 2017 


https://akarkita.wordpress.com/2009/08/16/https://www.kaskus.co.id/thread/538857960e8b46220b000232/