Bubur dengan topping lengkap mungkin sudah biasa. Junkies harus coba bubur jadul yang hanya disajikan dengan kecap asin!

Memutuskan untuk menyusuri jalanan pusat kota Bandung di pagi hari rasanya tidak pernah menjadi langkah yang salah. Jika kalian melewati Jalan Asia Afrika, boleh sesekali belok kanan ke arah Jalan Alkateri untuk sekadar melihat toko-toko tua, sekaligus mencari sarapan untuk mengisi perut di pagi ahri. Embun pagi ditambah kencangnya hembusan angin di sepanjang Jalan Alkateri memang akan lebih nikmat sambil mencicipi hangatnya bubur jadul buatan Pak Lili. 

Bubur yang hanya ada di Bandung ini sudah menjadi santapan pagi kesukaan banyak orang sejak lama. Kata Pak Lili Suhaeli, pemilik bubur ini, orang-orang di sekitar jalan mengenal usahanya dengan nama Bubur Ili Jalan Alkateri. Ternyata, bubur ini sudah ada sejak tahun 1980 yang awalnya berlokasi di Jalan Kepatihan. 

“Bubur yang Bapak jual ini kurang lebih sudah 42 tahun berdirinya. Setelah Kings kebakaran di tahun 1987, Bapak langsung pindah jualan ke Jalan Alkateri ini,” kata Pak Lili dengan ramah sambil meracik resep bubur andalannya. Empat dekade yang lalu, Pak Lili menjual buburnya dengan topping lengkap, mulai dari ati ampela, telur, hingga emping. 

Namun, bagi usahanya, penjualan bubur komplit ini kurang membuahkan hasil yang diharapkan. Akhirnya, Pak Lili lebih memilih untuk menjual buburnya hanya dengan kecap asin, taburan daging ayam, cakue, dan kerupuk saja. “Bubur jadul”, katanya sambil tertawa.

Bubur di Jalan Alkateri ini memang terkenal dengan hanya menyajikan bubur dengan kecap asin. Terdengar membosankan? Tidak jika sudah mencicipi bubur racikan Pak Lili.  Untungnya, kita mungkin tidak akan kehilangan cita rasa ‘bubur jadul’ ini karena resep andalan Pak Lili ternyata akan diturunkan kepada anak sulungnya yang sudah mulai ikut belajar berjualan. 

Usaha bubur jadul yang dijalankan oleh Pak Lili sempat mengalami pasang surut pelanggan. Di awal tahun berdirinya, Pak Lili kesulitan mendapatkan pelanggan yang tertarik untuk membeli buburnya. Hingga pada tahun 2004, usaha Bubur Alkateri ini mulai bangkit. Resep andalan Pak Lili ternyata mulai disukai oleh lidah orang-orang Bandung. Namun, di tengah masa kejayaannya, datanglah pandemi yang membuat pelaku bisnis kuliner kewalahan. 

“Wah.. suka duka mah banyak pasti, apalagi di tengah pandemi gini, usaha anjlok banget. Bapak dua tahun nggak jualan, nggak ada pelanggan yang dateng, ojek online pun nggak ada yang mau ambil kalau ada pelanggan yang beli secara online. Bapak sampe harus jual beberapa aset Bapak demi membiayai karyawan,” ujarnya. Pandemi ini juga menjadi salah satu suka duka terbesar yang pernah dialami oleh Pak Lili.

Sebelum pandemi melanda, usaha bubur Pak Lili sudah sempat membuka tujuh cabang di Kota Bandung. Akan tetapi, pandemi yang melanda dari tahun 2020 lalu membuat Pak Lili harus menutup seluruh cabang usahanya dan menyisakan satu tempat usaha, yaitu di Jalan Alkateri ini. Padahal, salah satu cabang yang terletak di Jalan Setiabudi sudah berhasil dibangun sendiri dengan menyewa sebuah tempat. 

Namun, pemilik dari tempat sewa tersebut akhirnya menjual asetnya, sehingga Pak Lili  memutuskan untuk tetap menjalankan usahanya dengan gaya yang sederhana. Berjualan dengan gerobak sudah menjadi sebuah kebiasaan baginya. Beliau nyaman dengan caranya berjualan di gerobak untuk menyajikan bubur hasil buatannya kepada para pembeli. 

Ketika PPKM dan angka kasus COVID-19 mulai menurun, Pak Lili akhirnya bisa membuka usahanya kembali. Meskipun keadaan belum kembali pulih dan normal seperti semula, Pak Lili sudah sangat bersyukur bisa berjualan lagi menggunakan gerobaknya. Berkurangnya jumlah mangkok terjual dan jumlah karyawan yang membantunya merupakan salah satu tantangan yang harus dilewati oleh Pak Lili demi menutup dua tahun usahanya terhenti. 

Kini setiap pagi, antrian Bubur Alkateri sudah mulai panjang lagi di depan toko-toko yang masih tutup pada sepanjang Jalan Alkateri. Semoga bubur jadul nikmat buatan Pak Lili ini akan terus hadir dan semakin dapat diterima di hati para pelanggan. 

Jadi, kalau mau main ke Bandung, jangan lupa mampir ke Jalan Alkateri. Bubur Alkateri buatan Pak Lili ini terletak persis di depan Warung Kopi Purnama. Ohiya, jangan sampai telat kalau mau datang ke sini, kaki kamu akan pegel nunggu antrian ketika datang lewat dari pukul 07.00 karena sering penuh! 

Editor: Rajendra Putra Pamungkas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here